Jumat, 04 Februari 2011

PARAGRAF YANG BAIK


PARAGRAF YANG BAIK


A. Pengertian Paragraf

Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf disera ke dalam bahasa Indonesia dari kata Inggris paragraph, sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata belanda itu sendiri berasal dari kata Latin a linea, yang berarti ‘mulai dari baris baru’.
Paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

Contoh 1

(1)   Malam harinya kami mulai sibuk. (2) Barang sewaan mulai berdatangan. (3) Tenda dipasang langsung oleh petugas. (4) Keluarga inti berbincang –bincang merancang bagaimana arena harus diatur. (5) Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. (6) sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. (7) ada pula yang membuat penganan untuk penambah makanan kecil. (8) Pokoknya semuanya bekerja.

Contoh 2

(1)   Bahasa Indonesia yang melayani berjuta-juta pemakainya lambat laun menjadi tetap tangguh. (2) Ibarat sebuah alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, alat itu bisa juga terkikis, menjadi majal tidak tajam lagi. (3) Demikian pula halnya bahasa Indonesia. (4) Berpuluh bahkan beratus kosa kata yang telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bidang studi  apapun, masih terasa kekurangan. (5) Hal ini sudah kita pahami karena masyarakat Indonesia yang sedang membangun dan dalam pada itupun pikiran terkembang mengikuti kemajuan di bidang iptek maupun bidang kebudayaan, ternyata sangat memerlukan wahana untuk dapat menampung gagasan-gagasan yang relevan. (6) Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengungkapkan daya-daya pikiran, psikis, ide-ide baru, terutama bidang-bidang kesenian yang banyak jenisnya itu, hampir-hampir tidak berdaya untuk menyediakan istilah maupun tata-tata nama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Contoh (1) di atas terdiri atas 8 kalimat yang saling kait-mengait, membentuk satu satuan. Kalimat (1) merupakan kaliat topik yang mengandung ide pokok sebagai pengendali. Dikatakan sebagai pengendali karena ide pokok itu mengendalikan uraian atau penjelasan-penjelasan selanjutnya sehingga ide pokok beserta penjelasan berikutnya membentuk satu kesatuan makna. Pada kalimat (1) dikemukakan bahwa ‘kami mulai sibuk’ sebagai ide pokok paragraf. Kalau hanya dikatakan ‘sibuk’, orang tentu akan bertanya, “Kesibukan apa yang terjadi?, “Apa wujud kesibukan itu?”. Jawabannya dijelaskan pada kalimat kaliat berikutnya, yaitu kalimat (2-8). Kesibukannya ialah ‘barang sewaan mulai berdatangan’ (kalimat 2), ‘petugsa memasang tenda’ (kalimat 3), ‘keluarga inti membicarakan pengaturan arena’ (kalimat 4), ‘ada yang menyiapkan dipan khitanan’ (kalimat 5), ‘ada yang menyiapkan makan’ (kalimat 6), dan ‘ada pula yang membuat penganan’ (kalimat 7), sedangkan kalimat (9) sebenarnya merupakan ulangan bagi kaliat (1).
Contoh (2), keenam kalimat yang menjadi unsur paragraf itu, semuanya  merupakan kalimat yang benar, kalimat yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Akan tetapi, kalau kita baca paragraf itu dari kalimat (1) sampai kalimat (6), kita akan bertanya-tanya, apa sebenarnya yang ingin dikemukakan penulis. Pada kalimat (1) penulis mengemukakan bahwa bahasa Indonesia makin lama menjadi semakin tangguh, tetapi kalimat-kalimat berikutnya sama sekali tidak mendukung ide tersebut. Jelaslah bahwa paragraf 2 di atas termasuk termasuk paragraf yag kurang berhasil. Keberhasilannya itu tidak disebabkan oleh struktur kalimat yang menjadi unsurnya, tetapi karena kekurangpaduan makna paragraf.

A. Panjang Pendek Paragraf
Sebuah paragraph dapat terdiri atas 2 atau 10 kalimat, tetapi banyaknya kalimat dalam satu paragraph tidak terlalu panjang. Bahkan ada kalanya diperlukan paragraph hanya terdiri atas satu kalimat saja.
Dalam satu paragraph terdapat unsur-unsur: 1) kalimat topik, 2) kalimat penjelas, dan kalimat penyimpul. Kalimat topik memuat gagasan dasar yang tersusun atas: inti gagasan dasar dan pembatas gagasan dasar. Inti gagasan dasar menjadi subjek dalam kalimat topik. Sedangkan pembatas gagasan dasar memberikan isyarat atau menjadi rambu-rambu untuk membuat kalimat penjelas. Kalimat penjelas memberikan penjelasan: 1) alasan atau sebab-musabab, 2) kenyataan atau bukti, 3) penjelasan dengan angka-angka konkret, dan 4) penguat yang dikutip dari sumber lain. Sedangkan kalimat penyimpul menempati bagian akhir suatu paragraph. Kalimat ini berisi ringkasan isi kalimat topik dan kalimat penjelas.
Penulisan paragraph ada tiga cara: 1) cara Eropa, yaitu cara penempatan baris baru dilakukan dengan menempatkan awal kalimat pertama suatu paragraph sedikit ke tengah halaman tulis bersangkutan, 2) cara Amerika, penempatan baris baru dilakukan tepat di pinggir halaman tulis dan lurus ke bawah; Hanya antara dua paragraph lebih direnggangkan daripada jarak antara baris dengan baris biasa, 3) cara Eropa-Amerika, yaitu perpaduan antara dua bentuk di atas. Cara yang umum dipakai cara pertama. Ketiga bentuk penulisan tersebut dapat dinyatakan dengan gambar seperti trlihat di bawah ini.







……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...
 

………………………………………………
………………………

………………………………………………………………………

……………………………………………

 

……………………………………………

……………………………………………………………………

………………………………………………………………..
 
 








   

B. Syarat-Syarat Paragraf yang Baik

Paragraf yang baik memiliki beberapa syarat. Syarat paragraf yang baik, yaitu: (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan (3) kelengkapan (Sunardji dan Hartono 1998).

a. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca pemahami paragraf tersebut. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Perhatikan paragraf berikut.

Inflasi adalah suatu kondisi ekonomis yang ditandai dengan meningkatnya harga barang kebutuhan sehari-hari. Penyebab inflasi dapat dikemukakan dengan singkat sebagai berikut ini. Yang pertama dan yang terpenting adalah pengeluaran dana yang besar oleh pemerintah untuk membiayai peperangan. Yang kedua, apabila banyaknya uang yang beredar melebihi yang diperlukan untuk penyediaan barang. Akhirnya, yang dapat menjadi penyebab inflasi ialah apabila poara buruh menuntut kenaikan upah yang berpengaruh kepada meningkatnya biaya produksi. Meskipun upah yang berpengaruh kepada pengeluaran dana oleh pemerintah untuk membiayai programnya, seperti: peperangan, adalah penyebab yang terutama.

Gagasan pokok atau tema paragraf di atas adalah inflasi. Gagasan pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang berikut:
(1)   inflasi ditandai dengan meningkatnya harga barang
(2)   penyebab inflasi
(3)   penyebab inflasi yang utama
Perincian atau penjelasan ini diurut sedemikian hingga hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya merupakan satu kesatuan yang bulat.
            Sebaliknya cobalah bandingkan contoh paragraf di atas dengan paragraf di bawah ini.

Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. Tanah di sekitarnya sangat subur. Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan.  Pada malam hari banyak orang berjalan-jalan di sepanjang jalan Malioboro untuk menghirup udara malam (Ramlan 1993: 9).

Contoh di atas terdiri atas empat kalimat. Pada kalimat (1) yang merupakan kalimat topik dinyatakan bahwa “kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar” sebagai ide pokoknya. Sebagai “kota pelajar” seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak terdapat lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan menengah umum maupun lembaga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta sehingga banyak pemuda dari luar Yogyakarta datang untuk belajar, dan seterusnya. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan pada contoh di atas tidak demikian.

b. Kepaduan
Syarat yang kedua yang harus dipenuhi oleh  sebuah paragraf ialah korehensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan  kumpulan  atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca  dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepanduan hati. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Perhatikan paragraf berikut.

(1)   Inflasi adalah suatu kondisi ekonomis yang ditandai dengan meningkatnya harga barang kebutuhan sehari-hari. Penyebab inflasi dapat dikemukakan dengan singkat sebagai berikut ini. Yang pertama dan yang terpenting adalah pengeluaran dana  yang besar oleh pemerintah untuk membiayai peperangan. Yang kedua, apabila banyaknya uang yang beredar melebihi yang diperlukan untuk penyediaan barang. Akhirnya, yang dapat menjadi penyebab inflasi ialah apabila para buruh menuntut kenaikan upah yang berpengaruh kepada meningkatnya biaya produksi. Meskipun ada beberapa penyebab inflasi, pengeluaran dana oleh pemerintah untuk membiayai programnya, seperti: pepernagan, adalah penyebab yang terutama.
(2)   Kemarin saya pergi ke kampus. Di sana saya bertemu dengan Pak Adi. Dia berkata bahwa besuk pagi akan pergi ke Semarang.
(3)   Adalah suatu kejahatan menjual kepulauan ini kepada Jepang. Kepulauan ini bukan tumbuh begitu saja dari karang yang tandus, Akan tetapi, bagi kami kepulauan ini merupakan zamrud di ujung timur Soviet.

c. Kelengkapan
            Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan  tindak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Perhatikan contoh berikut.

            Masalah kepulauan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat burung-burung yang indah.

Paragraf di atas hanya terdiri atas satu kalimat, yaitu kalimat topik. Tidak ada kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menunjang kejelasan kalimat topik. Dengan kata lain, kalimat topik tidak dikembang. Cobalah dibandingkan dengan paragraf berikut, yang dikembangkan secara lengkap.
            Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam, kenari,  kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda atau harimau. Jenis mahluk laut tertentu tiba-tiba punah sebelum  manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasanya menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh, kini hanya dijumpai di daerah yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semua itu?

            Dalam paragraf di atas penulis sudah berusaha mengemukakan contoh-contoh tentang masalah kelautan, sehingga dengan contoh-cotoh tersebut masalah jadi jelas. Jadi dalam pengembangan paragraf, harus diuraikan secara jelas untuk menunjang pemahaman pembaca.


 

                            Uji Terampil


       Teman-teman, senang bertemu dengan kalian! Suka makan bersama dan bisa bertukar pengalaman yang menarik sangat kurindukan. Makan bakso dan minum es jeruk bersama di warung Pak Jo sudah lama tidak kita lakukan. Sebentar lagi tahun 2003 akan berakhir  dan tahun yang baru, 2004 akan datang.
Tahun baru berarti umur kita bertambah. Pahala selalu kita dapat dari pergantian tahun baru. Akan tetapi, tahun baru bisa kita gunakan sebagai tanda kesempatan kita memperbaiki diri. Di tahun baru, kita bisa berjanji pada diri sendiri untuk meninggalkan kebiasaan buruk. Misalnya, tahun depan kalau belajar tidak harus disuruh-suruh, akan bangun tidur lebih pagi, tidak berantem lagi dengan adik. Terserah kita, apa saja yang akan kita perbaiki di tahun mendatang.
Karena masih ada hubungan dengan waktu, dia menuliskan berbagai penunjuk waktu untuk kita. Mau tahu? Baca Buku Penunjuk Waktu. Di situ kita akan tahu bahwa sejak zaman dahulu nenek moyong kita sudah berusaha membuat alat pengukur dan penunjuk waktu.

Contoh-Contoh Paragraf


Contoh 1


(1)             Malam harinya kami mulai sibuk. (2) Barang sewaan mulai berdatangan. (3) Tenda dipasang langsung oleh petugas. (4) Keluarga inti berbincang –bincang merancang bagaimana arena harus diatur. (5) Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. (6) sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. (7) ada pula yang membuat penganan untuk penambah makanan kecil. (8) Pokoknya semuanya bekerja.

Contoh 2


(1) Kemarin saya pergi ke kampus. (2) Di sana saya bertemu dengan Pak Adi. (3) Dia berkata bahwa besuk pagi akan pergi ke Semarang.

Contoh 3

(1) Adalah suatu kejahatan menjual kepulauan ini kepada Jepang. (2) Kepulauan ini bukan tumbuh begitu saja dari karang yang tandus. (3)  Akan tetapi, bagi kami kepulauan ini merupakan zamrud di ujung timur Soviet.

Contoh 4

(1)             Bahasa Indonesia yang melayani berjuta-juta pemakainya lambat laun menjadi tetap tangguh. (2) Ibarat sebuah alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, alat itu bisa juga terkikis, menjadi majal tidak tajam lagi. (3) Demikian pula halnya bahasa Indonesia. (4) Berpuluh bahkan beratus kosa kata yang telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bidang studi  apapun, masih terasa kekurangan. (5) Hal ini sudah kita pahami karena masyarakat Indonesia yang sedang membangun dan dalam pada itupun pikiran terkembang mengikuti kemajuan di bidang iptek maupun bidang kebudayaan, ternyata sangat memerlukan wahana untuk dapat menampung gagasan-gagasan yang relevan. (6) Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengungkapkan daya-daya pikiran, psikis, ide-ide baru, terutama bidang-bidang kesenian yang banyak jenisnya itu, hampir-hampir tidak berdaya untuk menyediakan istilah maupun tata-tata nama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

8 komentar: